Tradisi Wesuhi pada Ibu Nifas Di Masyarakat Desa Jangga

Penulis

  • Iin Wariin Basyari Poltekes Kemenkes Tasikmalaya Prodi III Kebidanan Kampus Cirebon
  • Rani Widiyanti Poltekes Kemenkes Tasikmalaya Prodi III Kebidanan Kampus Cirebon
  • Rachmat Roebidin Poltekes Kemenkes Tasikmalaya Prodi III Kebidanan Kampus Cirebon

DOI:

https://doi.org/10.61434/mejora.v3i2.274

Kata Kunci:

Desa Jangga, Tradisi Wesuhi, Nilai Kearifan Lokal

Abstrak

Studi lapangan ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai tradisi wesuhi yang bersifat lokal serta bagaimana hubungan tradisi wesuhi dengan aspek kesehatan. Lokasi studi lapangan ini bertempat di Desa Jangga Kabupaten Indramayu dengan informan yang dijadikan sumber informasi adalah, aparat desa, dukun paraji, dan bidan desa. Data yang dikumpulkan melalui beberapa cara meliputi wawancara dengan semua informan dan melakukan studi dokumentasi. Hasil studi didapatkan bahwa tradisi wesuhi merupakan serangkaian prosesi membasuh tangan dan kaki yang dimaksudkan untuk mensucikan atau membersihkan diri dari hadas besar. Pada pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan tradisi nyukur. Adapun untuk waktunya dibedakan menjadi dua, pada hari ke-35 jika bayi perempuan dan hari ke-40 jika bayi ibu nifas laki-laki. Pada tradisi ini melibatkan beberapa peran tokoh seperti paraji, bidan, suami, keluarga atau orang yang telah memegang darah ibu nifas saat persalinan. Pertama, ibu nifas melakukan wesuh kepada suami, bidan dan keluarga. Selanjutnya ibu nifas dimandikan dengan dipimpin oleh paraji. Benda-benda artefak yang dibutuhkan antara lain dringo, bengle, bawang putih, beras, dan kembang tujuh rupa yang dipercaya dapat menggantikan bau amis atau anyir pada ibu nifas menjadi bau harum dan wangi. Tradisi wesuhi memiliki beberapa nilai kearifan lokal yaitu nilai religius berupa ketaqwaan kepada Allah SWT, nilai kemasyarakatan atau silaturahmi dan nilai kebersihan diri. Tradisi ini perlu dilestarikan oleh masyarakat, nilai-nilai kearifan yang ada dalam tradisi ini bermanfaat sebagai pembentukan karakter masyarakat desa jangga. Tradisi wesuh juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi masyarakat yang lebih baik dalam beragama, bersilaturahmi, bersosialisasi dan lebih memperhatikan dalam menjaga kebersihan diri  masyarakat.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

S. W. Mertasari Luh, Asuhan Masa Nifas dan Menyusui, 1st edn. Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2020.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015.

D. E. G. Lestari, “Makna Tradisi Ruwatan Adat Jawa Bagi Anak Perempuan Tunggal Sebelum Melakukan Pernikahan di Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang’, Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains,” Teknol. Dan Sos. Budaya, vol. 26, no. 2, pp. 150–157, 2020, doi: 10.33503/paradigma.v26i2.1139.

Kemendikbud, “KBJI - Pados Terjemahan.” 2024. [Online]. Available: https://bit.ly/3wxMXyR.

H. Pandowo and C. Kurniasari, “Pemahaman Personal Hygienen melalui Pendidikan Kesehatan pada Penghuni Lapas Perempuan Klas II B Yogyakarta,” J. Community Empower., vol. 1, no. 1, pp. 18–23, 2019.

J. R. D. Nandia, Anggorowati, and F. Y. Asmara, “Perawatan Diri Ibu Primipara Selama Periode Nifas’,” vol. 4, no. 2. 2021.

M. H. W. Saputra and L. Hidayah, “Implementasi Nilai-Nilai Dakwah, Budaya Dan Kearifan Lokal Dalam Sedekah Bumi’,” -Nashiha J. Broadcast. Islam. Commun. Stud., vol. 2, no. 1, p. 48, 2022.

D. K. Santoso and I. Setyabudi, “Implikasi Tradisi Nyelawat Terhadap Penggunaan Ruang,” TRANSFORM J. Trop. Archit. Sustain. Urban Sci., vol. 1, no. 1, p. 20, 2022, doi: 10.30872/transform.v1i1.67.

M. A. Muis, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Mandi Berlimau di Sungai Apit’,” J. Pendidik. Ilm. Transform., vol. 8, no. 1, p. 126, 2024.

T. Sukmayadi, L. Retnasari, and Y. G. Merkuri, “Penguatan Identitas Nasional Melalui Nilai Kearifan Lokal Upacara Hajat Sasih pada Masyarakat Adat Kampung Naga’,” J. Pendidik. Kewarganegaraan, vol. 12, no. 02, p. 117, 2022.

A. Budiman, A. Wulandari, and N. Sukmawati, “Selamatan Bayi Versi Orang Jawa: Kajian Linguistik Antropologis,” SASDAYA Gadjah Mada J. Humanit., vol. 6, no. 2, p. 117, 2022, doi: 10.22146/sasdaya.6114.

E. Pebryatie, S. C. Paek, P. Sherer, and N. Meemon, “Associations Between Spousal Relationship, Husband Involvement, and Postpartum Depression Among Postpartum Mothers in West Java, Indonesia,” J. Prim. Care Community Health, vol. 13, p. 21501319221088355, Jan. 2022, doi: 10.1177/21501319221088355.

A. Kusumastuti, J. Junengsih, and J. Oktalia, “Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Proses Adaptasi Fisik dan Psikologis Ibu Nifas,” J. Fisioter. Dan Kesehat. Indones., vol. 4, no. 01, pp. 105–110, May 2024, doi: 10.59946/jfki.2024.297.

Diterbitkan

04-04-2025

Cara Mengutip

Wariin Basyari, I., Widiyanti, R., & Roebidin , R. (2025). Tradisi Wesuhi pada Ibu Nifas Di Masyarakat Desa Jangga. MEJORA Medical Journal Awatara, 3(2), 99–104. https://doi.org/10.61434/mejora.v3i2.274

Terbitan

Bagian

Articles