MEJORA Medical Journal Awatara
https://journal.awatarapublisher.com/index.php/mejora
<p class="p1"><strong>MEJORA - Medical Journal Awatara</strong> adalah jurnal ilmiah yang berfokus pada bidang kesehatan, kedokteran, keperawatan, teknologi kesehatan, rekam medis, kesehatan masyarakat, kebidanan, dan berbagai aspek kesehatan lainnya. Kami berdedikasi untuk mempublikasikan artikel berkualitas tinggi yang mencakup penelitian inovatif dan temuan terbaru dalam disiplin ilmu kesehatan. <strong>MEJORA</strong> menyediakan platform bagi peneliti, akademisi, praktisi kesehatan, dan masyarakat untuk berbagi hasil penelitian, studi kasus, ulasan literatur, dan laporan teknis yang relevan dengan perkembangan terkini dalam kesehatan, seperti perawatan preventif, teknologi medis terbaru, praktik keperawatan, manajemen rekam medis, kesehatan masyarakat, dan kebidanan. Kami juga menyoroti isu-isu penting seperti etika dalam praktek kesehatan, privasi dan keamanan data kesehatan, serta tantangan dan peluang dalam penerapan teknologi kesehatan.</p> <p class="p1">MEJORA Medical Journal Awatara terbit secara berkala empat kali dalam setahun, yaitu pada bulan <strong>Januari</strong>, <strong>April</strong>, <strong>Juli</strong> dan <strong>Oktober</strong>.</p> <table width="100%"> <tbody> <tr> <td width="125px">Judul jurnal</td> <td width="20px">:</td> <td><strong>MEJORA Medical Journal Awatara</strong></td> </tr> <tr> <td width="125px">Frekuensi</td> <td width="20px">:</td> <td><strong>Every 3 month</strong></td> </tr> <tr> <td width="125px">DOI</td> <td width="20px">:</td> <td><strong>10.61.434/mejora.vX.iX</strong></td> </tr> <tr> <td width="125px">E-ISSN</td> <td width="20px">:</td> <td><strong><span class="OYPEnA text-decoration-none text-strikethrough-none">3025-9584</span></strong></td> </tr> <tr> <td width="125px">Kepala redaksi</td> <td width="20px">:</td> <td><strong>Yanti Susan, SST, M.Kes.</strong></td> </tr> <tr> <td width="125px">Indeks</td> <td width="20px">:</td> <td><strong>Google Scholar, Garuda</strong></td> </tr> <tr> <td width="125px">Penerbit</td> <td width="20px">:</td> <td><strong>AWATARA Publisher</strong></td> </tr> <tr> <td width="125px">Terbit dari</td> <td width="20px">:</td> <td><strong>2023</strong></td> </tr> </tbody> </table> <p> </p>Awatara Publisherid-IDMEJORA Medical Journal Awatara3025-9584Tradisi Wesuhi pada Ibu Nifas Di Masyarakat Desa Jangga
https://journal.awatarapublisher.com/index.php/mejora/article/view/274
<p>Studi lapangan ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai tradisi wesuhi yang bersifat lokal serta bagaimana hubungan tradisi wesuhi dengan aspek kesehatan. Lokasi studi lapangan ini bertempat di Desa Jangga Kabupaten Indramayu dengan informan yang dijadikan sumber informasi adalah, aparat desa, dukun paraji, dan bidan desa. Data yang dikumpulkan melalui beberapa cara meliputi wawancara dengan semua informan dan melakukan studi dokumentasi. Hasil studi didapatkan bahwa tradisi wesuhi merupakan serangkaian prosesi membasuh tangan dan kaki yang dimaksudkan untuk mensucikan atau membersihkan diri dari hadas besar. Pada pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan tradisi nyukur. Adapun untuk waktunya dibedakan menjadi dua, pada hari ke-35 jika bayi perempuan dan hari ke-40 jika bayi ibu nifas laki-laki. Pada tradisi ini melibatkan beberapa peran tokoh seperti paraji, bidan, suami, keluarga atau orang yang telah memegang darah ibu nifas saat persalinan. Pertama, ibu nifas melakukan wesuh kepada suami, bidan dan keluarga. Selanjutnya ibu nifas dimandikan dengan dipimpin oleh paraji. Benda-benda artefak yang dibutuhkan antara lain dringo, bengle, bawang putih, beras, dan kembang tujuh rupa yang dipercaya dapat menggantikan bau amis atau anyir pada ibu nifas menjadi bau harum dan wangi. Tradisi wesuhi memiliki beberapa nilai kearifan lokal yaitu nilai religius berupa ketaqwaan kepada Allah SWT, nilai kemasyarakatan atau silaturahmi dan nilai kebersihan diri. Tradisi ini perlu dilestarikan oleh masyarakat, nilai-nilai kearifan yang ada dalam tradisi ini bermanfaat sebagai pembentukan karakter masyarakat desa jangga. Tradisi wesuh juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi masyarakat yang lebih baik dalam beragama, bersilaturahmi, bersosialisasi dan lebih memperhatikan dalam menjaga kebersihan diri masyarakat.</p>Iin Wariin BasyariRani WidiyantiRachmat Roebidin
Hak Cipta (c) 2025 Medical Journal Awatara
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-04-042025-04-04329910410.61434/mejora.v3i2.274