NILAI-NILAI BUDAYA DAN PEMAKNAAN UMPASA PADA PERNIKAHAN ADAT BADUY SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA
Keywords:
Budaya suku baduyAbstract
Masyarakat Baduy adalah masyarakat yang khas yang memiliki keunikan tersendiri dalam adat istiadat dan kebudayaan. Selain itu dalam menejemen pemerintahan yaitu pemerintahan desa berbeda dengan desa -desa pada umum nya. Masyarakat Baduy menyebut kepala desa dengan sebutan “jaro“. Jaro tersebut adalah Kepala Pemerintahan kepanjangan dari pemerintah daerah yang mengimplementasikan kebijakan. Masyarakat Baduy walaupun kental dengan adat istiadat namun tidak menutup diri dengan masyarakat luar Baduy, mereka senang apabila masyarakat luar dapat mengenal dan mempelajari budayanya, pemerintah pun memfasilitasi dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk kemajuan masyarakat Baduy. Namun dalam kenyataannya kebijakan pemerintah tersebut tidak selalu di sambut dengan baik oleh masyarakat Baduy, karena bertentangan dengan adat istiadat dan leluhur yang sudah puluhan tahun mereka warisi. Dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah pada masyarakat Baduy tidak seperti kepada masyarakat pada umumnya, karena tokoh masyarakat sangat berperan penting di dalam menerima dan mensosialisasikan kebijakan pemerintah harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pu’un (Kepala Suku). Ada kebijakan pemerintah yang dapat diterima dan tidak dapat diterima oleh masyarakat Baduy, karena kebijakan tersebut tidak selalu disambut dengan tangan terbuka. Masyarakat Baduy sangat kental dengan adat dan kebudayaan. Jika di bandingkan dengan masyarakat luar Baduy. Yang sangat menarik dalam masyarakat baduy adalah permasalah pernikahan. Bagi masyarakat Baduy 2 pernikahan adalah hal yang sakral, karena merupakan hukum alam yang harus terjadi dan harus di lakukan oleh setiap manusia tanpa terkecuali, masyarakat Baduy menyebut pernikahan dengan rukun hidup adalah bahwa pernikahan merupakan kodrat bagi setiap manusia.
Downloads
References
A, Teeuw.2010. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia Pusat Jaya
Alfian, Magdalia. (2013). “Potensi Kearifan lokal dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa”. Prosiding The 5 thn ICSSIS; “Ethnicity and
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Cahyono, B. S. 2014.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian.Jakarta:n Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke
Arikunto, Suharsimi. 2006. ... Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Andi, Prastowo. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Arief, S. Sadiman, dkk. (1996).
Andri Wicaksono. (2014). Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Garudhawaca. Azhar Umar. (2017) 35
Astika, I Made dan I Nyoman Yasa. 2014. Sastra Lisan Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, 2007, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
A Muri Yusuf. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Penelitian. Gabungan (Pertama). Jakarta: Renika Cipta. Agustin, C. (2012).
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media. Group. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka. Cipta. Bungin, Burhan. (2012). Penelitian Kualitatif.
Bogdan, Robert dan Steven Taylor. 1992. Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional. Basari, Hasan. 2007.
Dawis, A. (2010). Orang Indonesia. Tionghoa Mencari Identitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hawkins, P. (2012).
Denzin, N. K. (1970). The Research Act in Sociology.Chicago: Aldine. Denzin and Y. Lincoln. (eds.), Handbook of Qualitative Research. London: Sage.
Depdiknas. 2008. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar. Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Djaali. 2009.
Djiwandono, Patrisius Istiarto. 2015. Meneliti itu Tidak Sulit : Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Bahasa. Kriyantono, Rachmat.
Endaswara, Suwardi. 2018. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi Model Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Endraswara, Suwardi.2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Caps. Faruk. 2012. PengantarSosiologiSastra.Yogyakarta :PustakaPelajar.
Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Universitas Islam Negeri ( UIN). Jakarta. Diakses pada tanggal 20 Oktober. 2015:hal:123
Handayani, Hanni, dkk. (2021). Relevansi Nilai Kearifan Lokal Sebagai Pendidikan Moral. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. Nomor 2. Volume 9. 114-120. http://ejournal.unipma.ac.id/index.php/citizenship/article/view/2371/4049. Diakses Pada 2 Juni 2022. 36
Ihromi. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Iskandar. 2009.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi. Mahsun. 2005 ...
Pardosi, Jhonson, D-III Perjalanan Wisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Indonesia. Vol 4, No 2 (2019): Edisi Desember 2019 - Articles
Ratna, Nyoman Kutha. (2005). Sastra dan Studi Budaya: Representasi Fiksi dan Kenyataan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha. (2007). Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sutedi, Dedi.(2011)
Wahyudi, Tri. 2013. Sosiologi Sastra Alan Swingewood Sebuah Teori. Jurnal Poetika Vol. 1 No. 1, Juli 2013.
Widyosiswoyo, Supartono. 2009. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia. Winarno, dan Herminanto. 2011.
Wiranto., Mahajoeno, E. 2001. Toksisitas Ekstrak Daun Mimba. (Azadirachta indica A. Juss) Pada Siput Murbei (Pamocea canaliculata). [Skripsi]
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 DEWANTECH Jurnal Teknologi Pendidikan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.